Maharani Suciyono, mahasiswi yang ditangkap bersama Ahmad Fathanah di Hotel Le Meridien, 29 Januari lalu, mengaku diajak kencan oleh Fathanah. Awalnya, Maharani mengajak Fathanah makan malam. Tapi, Fathanah menolak. "Dia sudah memberikan tanda-tanda untuk mengajak hubungan intim," kata Maharani seperti tertulis dalam dokumen yang salinannya diperoleh Tempo.
Maharani mengaku belum berani mengiyakan ajakan Fathanah. Dia lalu menawari Fathanah untuk berkencan dengan temannya yang sedang bersamanya di Cafe Bon, Senayan City, Jakarta Selatan. Tapi Fathanah ogah. "Saya tidak sreg, maaf," kata Fathanah melalui pesan pendek, seperti diceritakan Maharani.
Di kafe itu, Maharani berkenalan pertama kali dengan Fathanah pada 28 Januari lalu. Saat mau ke toilet, kata Maharani, Fathanah melihatnya. Tersangka kasus suap izin impor daging sapi itu lalu menitipkan secarik kertas bertuliskan nama "Ahmad" dan nomor teleponnya. Kertas itu dititipkan melalui pelayan kafe. "Setelah itu, saya dan Ahmad Fathanah berhubungan melalui SMS."
Fathanah, kata Maharani, lalu mengajak Maharani bertemu di Hotel Le Meridien. "Oke, fee saya untuk dinner Rp 2 juta," kata Maharani. Dijawab oleh Fathanah, "Kalau lebih dari dinner berapa? Memang Rani maunya berapa?" Rani--sapaan Maharani--menjawab lagi, "Kalau lebih dari dinner, Rp 10 juta."
Menurut Rani, Fathanah langsung menyetujui duit yang diminta Rani. "Dia menjawab, 'Oke'." Akhirnya, keduanya bertemu di Le Meridien pada 29 Januari. Hingga akhirnya KPK menciduk keduanya. KPK menduga Fathanah menerima suap Rp 1 miliar dari PT Indoguna Utama, perusahaan pengimpor daging sapi. Duit itu diduga akan diserahkan kepada Luthfi Hasan Ishaaq, saat itu Presiden Partai Keadilan Sejahtera.
sumber : tempo.co