Jumat, 24 Mei 2013

Penjelasan Ustad Yusuf Mansyur yang Bawa Uang Tunai 2 Koper


Dai kondang yang dikabarkan sempat ditahan Bea Cukai Pelabuhan Batam karena membawa uang tunai 2 koper bernilai RM 1,5 juta atau sekitar Rp 4 miliar, Yusuf Mansyur, akhirnya angkat bicara.

Meski mengaku tak tahu adanya pembatasan pemasukanan uang sebesar Rp 100 juta, Yusuf memastikan uang tunai yang dibawanya bukan hasil tindak pidana pencucian

"Ini mah duit jamaah, saya lebih suka minta sama jamaah, saya lebih suka minta langsung dari jamaah, duitnya adem, enak, enak tidur," kata Yusuf Mansyur seperti dikutip dalam perbincangan dengan reporter Was-was SCTV, Kamis (23/5/2013).

Yusuf membantah bahwa dirinya ditahan oleh aparat Bea Cukai karena membawa uang tunai yang disebutkan disimpan dalam dua koper. Diakuinya, pemeriksaan barang bawaan merupakan hal yang biasa dilakukan untuk penumpang yang baru datang dari luar negeri.

Namun, Yusuf mengakui bahwa dirinya memang tidak mengetahui adanya ketentuan wajib lapor jika bepergian membawa uang tunai dengan batas maksimal Rp 100 juta.

"Itulah kebodohan saya karena mungkin saya belum biasa membawa duit seperti itu. Mudah-mudahan ke depan jadi pembelajaran buat saya diajari Bea Cukai ada clearance paper," tegasnya.

Asal Dana

Terkait besarnya uang yang mencapai miliaran rupiah, Yusuf menjelaskan bahwa dana tersebut berasal dari sedekah rekan-rekannya di Malaysia dan Singapura.

Yusuf terpaksa membawa uang tunai karena dirinya bermaksud menghindari munculnya kecurigaan bahwa dana tersebut disalurkan untuk membiayai kegiatan terorisme.

Dana tersebut juga akan digunakan untuk merealisasikan program kerja sama yang kini tengah digarap bersama sejumlah rekan-rekan Melayu.

Yusuf Mansur diketahui tengah menjalankan program wakaf 1 juta Quran untuk 1 juta calon penghapal. "Itu nilainya Rp 45 ribu per Quran," kata dia.

Selain itu, Yusuf Mansur juga mengaku tengah membangun sebuah Mesjid yang rencananya memiliki kapasitas hingga 8.000 orang. Sebanyak 8 ribu santri rencananya akan memanfaatkan fasilitas tempat ibadah itu untuk menghapal Quran.

"Nah teman-teman di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Australia, Singapura pada naruh uang di sini. Kira-kira biaya (pembangunannya) sekitar Rp 38 miliar," kata dia.

Cuma Ambil Uang Bupati

Pada kesempatan itu, Yusuf menegaskan dirinya tidak pernah menggunakan dana hasil sedekah untuk kepentingan pribadi. Meski hasil sedekah jumlahnya mencapai 10 sorban besar, Yusuf mengaku hanya mengambil bagian dari uang yang diberikan oleh penyelenggara ceramah.

"Kalau saya ngomong tentang sedekah, menyeru tentang sedekah, dan mereka bersedekah, apa kalimat saya di ujung sedekah? Kalimat saya adalah saya tidak bawa sedekah ini silakan pakai untuk keperluan di daerah Anda, yang saya bawa dari bupati. Begitu saya sering bercanda," ujar Yusuf.

"Ente jarang liat ane ceramah sih, kalau ane ceramah itu bukan sekoper lagi tapi sorban gede itu isinya duit terus, semua sama cincin, emas, segala macam dan bukan satu tentengan tapi 10 karena yang hadir 10 ribu orang, 15 ribu orang," tambahnya.

Selama ini, Yusuf mengaku telah menggunakan jasa auditor independen untuk menilai keuangan dari lembaga yang dimiliki. Kegiatan audit tersebut telah dilakukan sejak 2007.

"Saya bangga banget menjadi penjaga amanah, bangga banget, karena itu Alhamdulillah Allah masih percaya sampai sekarang," katanya.

sumber : liputan6.com